Mengangkat kisah yang seolah tabu namun sering terjadi pada masyarakat kita, persaingan dagang tidak sehat, Maxima Pictures mencoba meramaikan libur Lebaran dengan film barunya LIHAT BOLEH, PEGANG JANGAN. Seperti film sebelumnya, Maxima Pictures mengambil cerita yang ringan dengan tambahan perempuan seksi lagi berpakaian mini.
Menggandeng kembali Dewi Perssik, film ini berkisah tentang warung Bakso Goyang Lidah milik Bang Kimbul. Sebagai penjual bakso, Bang Kimbul harus menghadapi persaingan sengit dengan warung bakso di depannya, Joget Lidah, milik Ibu Umi. Sepanjang warung itu buka, mereka saling beradu, siapa yang lebih ramai pengunjungnya.
Namun, di tengah ketatnya persaingan Udjo anak Bang Kimbul, yang diam-diam mencintai Salma (Dewi Perssik), putri Ibu Umi. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Salma sedang mabuk asmara pada Jay. Dengan penampilan perlente, sebagai lulusan luar negeri yang jago bahasa Inggris, Jay dengan mudah dapat mendekati Salma. Namun ternyata, Jay (Steve Emmanuel) yang tertarik pada bisnis bakso milik Bu Umi punya maksud lain.
Di saat persaingan makin tajam hingga saling menjatuhkan dan mensabotase dengan berbagai cara, Jay muncul dengan warung bakso baru Super Delicious. Seperti pribadi Jay, warungnya dibuat dengan desain dan fasilitas yang modern. Tak hanya mencuri ilmu saat mendekati Salma, Jay juga membajak Neneng, salah satu pegawai kepercayaan Ibu Umi yang jago membuat bakso.
Semua pelanggan beralih pada restoran Jay. Salma merasa marah dan kecewa karena dikhianati, mengamuk, hingga akhirnya dimasukkan dalam penjara.
Hadirlah Udjo sebagai pahlawan yang berhasil membebaskan Salma. Setelah bebas mereka diminta oleh Ibu Umi dan Pak Kimbul untuk bersatu mengalahkan restoran Jay. Perpaduan Udjo dan Salma menghasilkan resep baru. Resepnya justru sudah ditemukan sejak masa kecil. Mereka membuat Bakso Joget Yang Asyik, yang hanya boleh dilihat, tapi jangan dipegang. Salma berhasil membuat bakso yang lezat.
Setelah menemukan resep, mereka harus berkolaborasi lagi untuk merebut pelanggan lama mereka. Film ini berkesan sedikit melebih-lebih alam dialognya. Selain itu gesture tubuh juga diarahkan ke interpretasi sensualitas. Tak bisa dipungkiri, film seperti ini memiliki segmen tersendiri
Sumber : kapanlagi.com
0 Comments